Masa muda adalah masa pencarian jati diri dan rasa ingin tahu yang besar. Remaja cenderung mencari jawaban atas pertanyaan yang mengganggunya di kalangan terdekat, khususnya teman. Salah satu topik “panas” yang sering menjadi topik diskusi dan kerap juga untuk bercanda adalah masturbasi. Antusias keingintahuan terhadap “permainan tangan” ini disebabkan karena mereka baru menemukan ketertarikan terhadap masalah seksual. Disinilah peran penting orang tua diperlukan untuk melakukan pendekatan dan pengertian agar anak tidak salah mendapatkan informasi.
Berikut adalah sebagian mitos yang ada diseputar aktivitas “menyenangkan” diri ini :
1. Masturbasi hanya dilakukan oleh remaja
Tidak ada batasan umur untuk perilaku ini. Remaja biasanya adalah masa dimana gelora seksual sedang panas-panasnya dan mencoba mastubasi karena tidak punya pasangan. Bahkan pria dan wanita dewasa juga melakukan. Statistik memperlihatkan bahwa pria dan wanita dewasa melakukan masturbasi secara berkala dalam seminggu, meskipun mereka melakukannya tidak sesering remaja.
2. Masturbasi bukanlah seks sebenarnya
Masturbasi bukanlah seks yang sebenarnya, murni semata karena tidak ada pasangan. Tapi bukan berarti hal tersebut kurang menyenangkan, karena semua kenikmatan ada di dalam pikiran. Orang yang masturbasi juga merasa senang dan terangsang, sama seperti orang yang melakukan hubungan seksual. Tidak ada perbedaan mencolok di antara keduanya.
3. Masturbasi buruk untuk kesehatan
Untuk mencegah melakukan “kegiatan bersenang-senang sendiri” itu, ada berbagai alasan yang diberikan. Termasuk di antaranya adalah mastubasi dapat menimbulkan jerawat dan bahkan bisa membuat buta. Tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal tersebut. Semua peneliti dan ilmuwan sepakat bila masturbasi benar-benar tidak berbahaya. Kecuali kalau “bersenang-senang” memakai alat yang tidak sepantasnya, ya wajar kalau berbahaya. Mitos jika masturbasi bisa menyebabkan telapak tangan berbulu juga beredar cukup lama, dan tentu saja mitos ini juga salah. Jangan lupakan mitos yang juga cukup eksis di Indonesia, kalau kebanyakan bisa buat dengkul jadi kopong.
4. Perempuan tidak melakukan masturbasi
Penelitian dan statistik menunjukkan bahwa pria lebih sering masturbasi dibanding wanita, tapi tentu saja pernyataan tersebut setengah benar. Wanita tidak mengakui melakukannya semata-mata karena penerimaan sosial terhadap perilaku tersebut. Karena adanya penilaian negatif terhadap masturbasi, beberapa wanita tidak melakukannya sementara yang lainnya memilih tidak mengaku.
5. Tidak boleh masturbasi bila Anda dalam sebuah hubungan
Mitos-mitos yang ada harus diluruskan seperti persepsi di atas. Seseorang yang ada dalam sebuah hubungan mulai masturbasi secara pribadi atau diam-diam tanpa diketahui pasangannya. Tidak ada aturan umum yang melarang orang dalam sebuah hubungan untuk meracap karena hal tersebut adalah keinginan pribadi. Boleh-boleh saja kok bagi orang yang berkomitmen mempunyai pasangan untuk mastubasi, tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
6. Terlalu banyak masturbasi itu berbahaya
Tidak ada efek masturbasi yang membahayakan kesehatan pernah disebutkan secara ilmiah. Orang yang sering melakukannya tidak akan menghadapi resiko atau masalah kesehatan dan mereka dapat melakukannya terus. Kecuali bila hal tersebut mulai menggangggu kehidupan pribadi mereka. Terkadang karena terlalu sering “asik” sendiri malah membuat kehilangan minat seksual dan lebih puas dengan masturbasi. Nah, itu baru berbahaya. Kalau terlalu sering juga tidak baik.
7. Hanya orang tertentu yang mastubasi
Tidak ada perbedaan dalam hal masturbasi, dan setiap orang di dunia apa pun bahasa, status sosial maupun komunitas, melakukannya. Masturbasi adalah sebagai pelampiasan dan bisa membuat mereka merasa rileks dan santai. Seperti dikutip dari seksualitas.net, dari survei diketahui bahwa sekitar 90% pria dan 65% wanita pernah melakukan onani. Survei lain menyebutkan jumlah yang lebih tinggi yaitu 95% pada pria dan wanita.