Banyak orang yang tidak sadar dirinya sering mengeluh sakit maag, padahal sebenarnya mengalami sakit batu empedu. Faktanya, gejala sakit batu empedu memang mirip sekali dengan sakit maag. Tak sedikit penderita kerap bolak-balik ke dokter dan diberi obat maag, tapi tak kunjung membaik. Hal itu dapat terjadi karena keluhan dirasakan di tempat berdekatan, yakni lambung dan kantung empedu, dimana keduanya terletak di ulu hati. Jika salah satu organ itu mengalami peradangan, rasanya hampir sama. Orang banyak mengira maag dan kembung, setelah beberapa kali pemeriksaan ternyata ada batu di kantung atau saluran emepedunya.
Untuk membedakan dengan penyakit maag, yang perlu diperhatikan adalah penjalaran dan frekuensi nyeri. Kalau maag, frekuensi nyerinya biasanya pelan-pelan hingga akhirnya bisa begitu hebat, tetapi bila batu empedu nyerinya tiba-tiba timbul dengan hebat kemudian bisa hilang begitu saja.
Peradangan pada kantung dan saluran empedu juga menimbulkan nyeri di bawah tulang iga agak sedikit ke kanan. Rasa nyeri berpotensi menjalar hingga ke pinggang bagian kanan dan bahu kanan. Bila lambung yang meradang, nyerinya terasa lebih sedikit ke atas ulu hati dan ke kiri. Rasa nyeri biasanya terjadi dalam 2 hingga 4 jam setelah menyantap makanan yang berlemak.
Batu empedu, biasanya terbentuk di dalam kantung empedu atau di saluran empedu dan saluran hati. Batu itu dapat memicu radang dan infeksi pada kantung empedu dan saluran lain bila batu keluar dari kantung empedu dan menimbulkan penyumbatan di saluran lain. Batu empedu yang berukuran lebih kecil berbahaya dibanding batu yang berukuran besar. Batu yang kecil berpeluang berpindah tempat atau berkelana ke tempat lain dan memicu masalah lainnya.
Sakit batu empedu yang dialami penderita asia dan barat dipicu oleh penyebab berbeda. Riset menunjukkan, penyakit batu empedu di asia umumnya disebabkan infeksi di saluran pencernaan, sementara di dunia barat dipicu empat faktor risiko, yakni jenis kelamin perempuan, usia di atas 40 tahun, diet tinggi lemak, dan kesuburan.
Di Asia termasuk Indonesia, faktor pencetus infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Infeksi bisa merambat ke saluran empedu sampai ke kantung empedu. Di Indonesia, penyebab yang paling utama bukan karena lemak atau kolesterol, tetapi akibat infeksi-infeksi di usus. Infeksi itu menjalar tanpa terasa sehingga menyebabkan peradangan pada saluran dan kantung empedu yang berakibat cairan yang berada di kantung empedu mengendap dan menimbulkan batu. Infeksi yang paling utama menyebabkan batu empedu adalah demam tifoid. Pada penyakit itu, kumannya bermuara di kantung empedu yang dapat menyebabkan peradangan lokal di situ yang tidak dirasakan pasien sehingga awalnya tidak merasakan sakit atau demam. Kebiasaan pasien yang tidak meneruskan obat antibiotik hingga tuntas dapat memicu timbulnya batu empedu. Kuman akan terus berada di kantung empedu karena dalam siklus perjalanannya akan bermuara di kantung empedu. Oleh karena itu, antibiotik harus dihabiskan supaya kuman di kantung empedu benar-benar teratasi.