Gerhana Matahari Total (GMT) merupakan sebuah fenomena langka yang tidak hanya ditunggu-tunggu oleh para ilmuwan, tapi juga masyarakat di seluruh dunia. Fenomena ini tidak terjadi setahun sekali, tapi belasan atau bahkan ratusan tahun lagi baru akan terlihat.
Proses Terjadinya Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Lama Gerhana Matahari Total di Indonesia berkisar antara 1,5 hingga 3 menit. Kabarnya totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Nugini selama 4 menit 9 detik. Yang lebih istimewa gerhana matahari pada 9 Maret 2016 ini juga bertepatan dengan hari raya Nyepi.
Indonesia menjadi satu-satunya wilayah daratan yang dilalui oleh Gerhana Matahari Total 2016
Ada 12 provinsi di Indonesia yang dilalui oleh gerhana, yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Di luar daerah yang dilintasi jalur totalitas gerhana hanya akan bisa menikmati Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Gerhana Matahari Total 2016 hanya terjadi setiap 350 tahun
350 tahun setelah 9 Maret 2016 pasti itu adalah waktu yang sangat lama. Saking istimewanya fenomena langka tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat menyiapkan fasilitas siaran langsung melalui jaringan internet.
Gerhana Matahari Total (GMT) tidak seharusnya ditakuti
11 Juni 1983 GMT pernah menghebohkan masyarakat di Indonesia, pasalnya banyak masyarakat yang meyakini bahwa fenomena langka tersebut bisa membutakan mata. Yang paling riskan adalah peralihan fase total ke fase sebagian, saat Bulan mulai bergeser, cahaya matahari yang walau baru muncul sedikit sudah sangat kuat. Padahal, pupil mata kita sedang membesar.
Jenis gerhana Matahari
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
- Gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
- Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
- Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
- Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
Tips Mengamati gerhana Matahari
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari), bahkan hanya dalam beberapa detik, dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.