AndaiKata.com – Beberapa waktu belakangan, cabai warna-warni sedang ramai dibicarakan. Bahkan banyak yang menyebutnya cabai rawit, seru dan unik untuk makan gorengan. Sebenarnya cabai macam apakah ini?
Cabai warna-warni berasal dari Amerika Selatan. Ada yang bilang dari Brasil, walau ternyata nama aslinya : Bolivian Rainbow. Cabai jenis ini lebih lazim dipakai sebagai tanaman hias, dan memang laku di dunia online untuk kebutuhan tersebut. Mengapa tidak dikonsumsi, misalnya untuk teman makan gorengan?
Kita lihat data berikut, ya:
* Tingkat kepedasan: 5.000 – 30.000 SHU
* Tinggi tanaman rata-rata: 60-90cm
* Iklim ideal: dataran rendah – tinggi
* Sinar matahari: sepanjang hari
* Media tanam: tanah2 : humus1
* Kebutuhan air: sedang
* Jumlah biji dalam kemasan: 10pc
Nah, cabai warna-warni, atau kita sebut saja Bolivian rainbow sesuai nama aslinya, paling maksimal kepedasannya hanya 30.000 SHU. Bandingkan dengan cabai rawit hijau yang terdapat di pasaran, (SHU) 50,000–100,000. Alhasil, Bolivian rainbow lebih banyak digunakan sebagai tanaman hias.
Bolivian rainbow memiliki perubahan warna yang menarik dari muda ke tua. Perubahan warna inilah yg menyebabkannya disebut rainbow karena dalam satu tanaman warna cabenya bisa berwarna warni. Perubahannya adalah: ungu-kuning-oranye-merah.
Tertarik menanamnya? Perawatannya tak terlalu repot, kok. Seperti pada umumnya keluarga cabai sebagai kelompok perdu, cukup perhatikan pemupukan agar lebih produktif.
Karakater tanah atau media tanam yang ideal bagi cabai adalah tanah poros, penuh unsur hara. Media tanam dibuat dari campuran sekam bakar, pasir, pakis kering, tanah, pupuk kandang, dan sedikit pasir. Semua bahan itu dicampur dan diaduk-aduk jadi satu. Baru kemudian dimasukkan dalam pot plastik.
Pot bunga yang baik untuk tanaman cabai, harus ada lubang-lubang di bagian bawahnya. Fungsinya untuk saluran pembuangan air. Cabai tak bisa tumbuh pada tanah berair, maka perlu ada drainasi pada pot tanaman.
Tahap selanjutnya adalah penyemaian bibit. Bibit cabai diperbanyak melalui biji-bijinya. Pilih biji yang kering, kemudian direndam dalam air baru disebar pada pot-pot bunga. Sirami secara berkala dengan spuyer. Selang lima hari akan muncul tunas-tunasnya
Setelah bibit berukuran 10 cm, bisa dipindah ke pot bunga. Pemindahan harus hati-hati jangan merusak akar dan batang pohon. Setelah di pindah, perawatan rutin hanyalah disiram. Pada pagi hari ditaruh di luar rumah, tapi jangan terkena matahari langsung sebab bisa layu. Pohon akan berbuah ketika usia 3 bulan.
@andaikatacom