Yakuza boleh dibilang merupakan salah satu organisasi mafia paling berbahaya di dunia. Mereka eksis sejak dulu dan sukses bertahan hingga hari ini. Pengaruh mereka juga begitu besar di dunia bawah Jepang, dan bisa dibilang hampir mustahil untuk diberantas begitu saja. Nah, soal bisnis, Yakuza menghidupi dirinya dengan melakukan berbagai macam aksi ilegal. Mulai dari judi, obat-obatan, pencucian uang, sampai prostitusi.
Berbicara soal prostitusi yang dijalankan oleh Yakuza, ternyata ada banyak fakta-fakta mengerikan di sana. Ya, mereka selama ini ternyata gemar mengeskploitasi wanita-wanita untuk dijadikan obyek yang menghasilkan uang. Konon, dari bisnis prostitusi saja, Yakuza bisa mendapatkan miliaran Yen yang kalau dikonversikan ke dalam Rupiah nilainya triliunan.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang hal ini, berikut adalah fakta-fakta tentang bisnis prostitusi yang dijalankan oleh Yakuza.
1. Nyotaimori, Menyewa Wanita Untuk Dijadikan Nampan
Di dunia bawah semua hal gila itu ada. Termasuk segala hal yang berkaitan dengan wanita. Bukan cuma prostitusi, tapi juga sesuatu yang nyleneh sepertiNyotaimori. Istilah ini secara sederhana adalah menjadikan wanita tanpa busana sebagai nampan yakni bagian atas tubuhnya dijadikan tatakan makanan.
Pemerintah Jepang jelas melarang ini, tapi seseorang bisa mendapatkan layanan itu dengan membayar Yakuza. Nyotaimori sendiri dihargai sekitar Rp 1,4 juta per sesi. Tak hanya bisa disewa sebagai tatakan, Yakuza juga mengizinkan si wanita ini untuk diapa-apakan asalkan si penyewa membayar biaya tambahan.
2. Bisnis DVD Dewasa Dengan Omzet Jutaan Yen
Yakuza sudah menjalankan bisnis DVD dewasa sejak lama. Bahkan boleh dikatakan sejak maraknya alat pemutar video di Jepang. Sebenarnya, di Jepang sendiri DVD dewasa adalah legal, namun ada syarat dan ketentuannya. Misalnya harus memburamkan bagian tubuh tertentu karena dinilai tidak pantas.
Yakuza sendiri mungkin melakukan investigasi, lalu didapatkan kesimpulan jika penikmat video dewasa di Jepang tak suka dengan sensor. Kemudian Yakuza berinisiatif untuk membuat DVD dewasa versi tanpa sensor dan hasilnya gila. Dalam satu bulan, mungkin mereka mengantongi setengah miliar rupiah dari DVD ini. Aksi ini jelas bertentangan dengan regulasi pemerintah, dan akhirnya seringkali pihak otoritas melakukan penyitaan terhadap DVD-DVD hasil karya Yakuza.
3. Pijat Plus-Plus Juga Dijalankan Oleh Yakuza
Tak cuma di Indonesia, di Jepang juga ada yang namanya pijat plus-plus. Beberapa merupakan usaha pribadi, namun mayoritas adalah bisnis milik Yakuza. Tidak ada perbedaan yang begitu mencolok antara pijat plus-plus Yakuza dan lainnya. Hanya saja versi si mafia, biasanya tarifnya lebih mahal.
Diketahui, di pijat plus-plus milik Yakuza seorang pelanggan akan dikenai biaya sampai Rp 1,1 juta untuk satu jamnya. Kalau yang lain bisa lebih murah dari ini. Nah, alasan kenapa versi Yakuza lebih mahal, adalah karena wanita-wanitanya memang pilihan. Jaringan Yakuza itu sangat luas, sehingga mudah bagi mereka untuk mendapatkan wanita cantik macam apa pun.
4. Ayam Kampus Ala Yakuza
Diketahui, Yakuza ternyata juga mengincar mahasiswi-mahasiswi untuk dilibatkan dalam jaringan bisnis kotor mereka. Ya, istilahnya kalau di Indonesia adalah ayam kampus. Mekanise Yakuza melakukan perekrutan adalah dengan menginvestigasi siapa-siapa yang mengalami kesulitan keuangan. Begitu ketemu, mereka akan bergerak dengan memberikan tawaran.
Banyak mahasiswi yang tertarik lantaran mereka tak punya pilihan. Hingga pada akhirnya mereka pun terjun di dunia gelap prostitusi. Bayaran yang didapatkan para mahasiswi ini lumayan banyak dari pada bekerja sambilan. Di samping itu, tidak selalu mereka juga disuruh untuk melayani klien. Ada kalanya para mahasiswi rekanan Yakuza itu hanya melakukan sesi foto tanpa busana, atau menemani pria hidung belang karaoke.
5. Bisnis Prostitusi Remaja dan Bocah
Sudah menjadi rahasia umum kalau banyak pria Jepang orientasi hasratnya adalah kepada anak-anak, istilahnya Loli kalau menurut orang sana. Nah, fenomena kegemaran terhadap anak-anak ini kemudian ditangkap pula oleh Yakuza dan akhirnya direalisasikan menjadi bisnis.
Secara terselubung, Yakuza ternyata menyewakan remaja yang belum berusia dewasa untuk melayani para klien. Tarifnya sendiri sangat mahal, hampir Rp 2 jutaan hanya untuk satu jam. Bisnis ini juga sering terendus oleh pihak kepolisian setempat. Namun, selalu saja tak semuanya benar-benar bisa diungkapkan.
Itulah fakta-fakta tentang bisnis prostitusi yang dilakukan oleh Yakuza. Pemerintah Jepang sebenarnya sudah mengetahui aktivitas terselubung ini, namun hingga sekarang bisnis ilegal tersebut belum bisa dihentikan. Yakuza sendiri sudah terlalu kuat, makanya pemerintah pun seolah tidak benar-benar bisa memberantas mereka.