[www.andaikata.com] – Membahas mengenai Illuminati dan Freemasonry memang cukup menarik untuk terus dibahas, sejarah mereka terbentuk, tujuan-tujuan mereka untuk mengendalikan dunia sampai dengan lambang-lambang atau symbol yang biasa mereka gunakan.
Kali ini kita mencoba melihat sejarah dari Freemansonry yang terbagi menjadi 3 periode, yaitu periode kuno yang akan kita bahas kali ini, periode pertengahan dan periode modern.
Seperti yang sudah ditulis diatas, kali ini kita akan membahas mengenai the origins of Freemasonry pada periode kuno, nah yang penasaran yuk mari kita sama-sama bahas dibawah ini.
The Origins of Freemasonry Periode Kuno
Menurut legenda ritual Freemasonry, persaudaraan Mason telah ada sejak pembangunan kuil Raja Sulaiman ratusan abad silam. Karena kuil yang dikerjakan sangat besar, sehingga diperlukan adanya suatu bentuk pengorganisasian kerja yang baik untuk memastikan pembangunan kuil selesai tepat pada waktunya.
Keadaan ini mendorong perkembangan organisasi pekerja stonemason dan arsitek ke dalam berbagai tingkatan dan kelas dengan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Banyak karakter yang diungkap dalam buku Kings and Chronicles dalam Kitab Yahudi sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada di berbagai tingkatan organisasi Masonry, misalnya Raja Sulaiman, Hiram (Raja Tyre yang mensuplai bahan material, terutama kayu cedar, untuk pembangunan kuil), Adoniram, dsb.
Meskipun persaudaraan Masonic melakukan ritual-ritual zaman Raja Sulaiman, agar dapat menjadi sebuah kebenaran sejarah, tetapi tidak ada otoritas Masonic yang memberikan kebenaran tentang adanya organisasi Mason di masa lampau.
Yang sudah diketahui dengan pasti adalah ada sebuah organisasi persaudaraan di masa lampau, baik diantara kaum pagan maupun kaum Yahudi. Dan kasus yang lebih dahulu muncul adalah organisasi tersebut dikait-kaitkan dengan adanya kerahasiaan, seperti halnya misteri Eleusinian yang sangat terkenal.
Contoh misteri yang mengemuka lainnya adalah adanya kelompok rahasia yang bernama Pharisees.
Eleusinian adalah sebuah komunitas rahasia yang mempunyai ritual-ritual inisiasi, pembagian divisi yang lebih kecil dengan sifat kerahasiaan yang semakin besar, ujian-ujian yang harus dihadapi sebelum memperoleh pengetahuan dan rahasia yang harus dijaga.
Rahasia komunitas ini tetap terjaga dengan baik dari waktu ke waktu dan yang mengetahui hanyalah mereka saja. Mungkin pengetahuan tentang sifat komunitas ini jatuh ke tangan para pendiri Mason dan pada akhirnya membentuk struktur organisasi Mason seperti sekarang ini.
Berbeda dengan Eleusinian, kelompok Pharisees tidak menyembunyikan pengetahuan apapun. Akan tetapi, mereka melakukan pembatasan keanggotaan dan memanggil sesamanya dengan sebutan “chaver” (kha VER), konsep yang sama dengan penggunaan sebutan “saudara” atau “kawan” pada organisasi Mason sekarang.
Setiap anggota baru diminta untuk bersumpah dan mematuhi perintah dan hukum organisasi dengan disaksikan oleh tiga anggota lainnya.
Pharisees dianggap memiliki ajaran yang berbeda oleh para pengikut Yudaism maupun Kristen. Di kemudian hari, istilah Pharisee memiliki konotasi negatif, yang hampir sama dengan kaum hipokrit.
Bagi kaum Yahudi, struktur Pharisaic secara esensi telah muncul dalam ajaran Yudaism 2000 tahun yang lalu. Pharisees dipandang sebagai sebuah kelompok yang berupaya memadamkan peran agama di mana puncaknya adalah penghancuran kuil di Yerusalem.
Pengetahuan mengenai praktik-praktik Pharisaic mungkin sudah diketahui oleh para pendiri Mason. Mereka juga memandang bahwa hanya ada satu cara efektif untuk mengorganisasi sebuah persaudaraan dengan baik, dan cara tersebut telah ditemukan secara terus menerus, independen, dan selalu berulang.
@andaikatacom