Kasus pelecehan iklan Ford India yang dilakukan pekerja biro iklan JWT India masih menuai kontroversi. Sebagian pengamat periklanan menilai pemecatan terhadap karyawan JWT merupakan tindakan wajar. Sementara sebagian lain menilai pemecatan sebagai reaksi berlebihan yang akan membatasi kreativitas dalam industri periklanan.
Vishal Mehra, pengamat periklanan dan strategi digital berbasis di New Delhi, mengatakan seharusnya orang-orang tidak melihat iklan yang dinilai melanggar norma tersebut secara berlebihan.
Dijelaskannya, publik di India tidak terlalu peduli dengan kondisi politik yang terjadi di dunia. Karena itu, dia mengakatakan, iklan Ford tersebut bisa dilihat dari sisi yang jenaka.
Iklan hasil keisengan karyawan JWT itu sendiri terdiri dari tiga seri, di mana dua diantaranya menggambarkan mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi sedang tertawa melihat tiga perempuan dengan tangan terikat di bagasi. Sedangkan satu iklan lain bercerita tentang Paris Hilton.
Masalah muncul karena iklan jadi-jadian itu diunggah ke laman internet adage.com yang kemudian memunculkan keberatan dari pihak Ford. JWT juga telah meminta maaf atas terjadinya kasus tersebut dan merumahkan karyawannya.
Publik menilai, tak pantas seseorang melakukan tindakan tersebut karena India kini tengah disorot dunia akibat kasus-kasus pemerkosaan terhadap perempuan. Dan, seperti diketahui, Berlusconi (76) juga sedang dilanda tuntutan hukum akibat kasus seksual terhadap gadis di bawah umur.