Adalah Purwanto, guru mata pelajaran otomotif di SMK N 1 Purworejo, Jawa Tengah yang ikut mengembangkan temuan ini. Awalnya, dia mendapat permintaan tolong dari pemilik bengkel mobil, Bambang Sudibyo untuk membuat alat penghemat bahan bakar.
Bambang membawa konsep penggunaan reaktor air untuk diaplikasikan pada kendaraan roda empat. “Pak Bambang ini merupakan pemilik bengkel rekanan kami di sekolah untuk jurusan otomotif,” kata Purwanto seperti yang dirilis merdeka.com, Rabu (18/7).
Purwanto pun kemudian menjadi ‘konsultan teknis’ untuk proyek tersebut. Berbekal ilmu yang didapatnya saat menempuh jurusan teknik otomotif di Universitas Negeri Yogyakarta, dia bersama Bambang menciptakan alat untuk memisahkan unsur hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam air.
Alatnya berupa dua buah tabung dari bahan alumunium. “Sistem kerjanya, air dari radiator mobil yang dalam keadaan panas dialirkan melalui selang ke tabung pertama. Di sini terjadi proses yang menciptakan uap air sehingga kerapatan ikatan senyawa antara oksigen dan hidrogen menjadi renggang,” jelas Purwanto.
Kemudian, uap air panas dari tabung pertama itu dipertemukan dengan gas hidrokarbon hasil dari reaktor karburasi di tabung kedua. Sumber panas untuk tabung kedua berasal dari knalpot. Hasilnya, gas hidrogen dari hasil penguraian senyawa dialirkan ke sistem pembakaran melalui intake manifold karburator mobil untuk membantu sistem pembakaran kendaraan sebagai penghasil tenaga gerak.
“Proyek ini sudah dikerjakan sejak dua tahun lalu. Kami baru menghasilkan satu prototype dan masih dalam penyempurnaan,” imbuh Purwanto.
Untuk menguji alat tersebut, Purwanto dan Bambang menggunakan mobil Toyota Hardtop (Land Cruiser) tahun 1970 milik Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo. Hasilnya, mobil enam silinder dengan mesin di atas 2.000 cc itu hanya mengonsumsi bahan bakar bensin setengah dari yang dibutuhkan untuk jarak yang sama.
“Sebelum pakai alat ini, satu liter bensin hanya untuk jarak empat kilometer. Setelah diujicoba, satu liter bensin bisa untuk delapan kilometer. Efisiensinya mencapai 100 persen,” pungkas Purwanto.