Layanan pun beragam, tergantung tarif. Ada pula “paket hemat.”
Ratusan orang mensesaki salah satu lorong di JIExpo, Kemayoran, Jakarta. Semua seakan sibuk dengan tingkahnya masing-masing. Ada yang bercengkrama dengan temannya, ada yang melihat deretan aksesori mobil, serta suara riuh rendah kerumunan yang melengkapi pelataran tersebut.
Hiruk-pikuk itu terjadi di tengah ‘kenduri’ otomotif terbesar di Tanah Air yang berlangsung tiap setahun sekali. Ajang itu biasanya selalu dimanfaatkan para produsen mobil untuk memajang ‘jago-jago’ kendaraannya untuk dipamerkan.
Tak hanya mobil, ratusan booth pendukung seperti halnya produk aftermarket dan lain-lain juga melengkapi pameran itu.
Namun, ada sebuah pemandangan menarik di salah satu sudut jejeran beberapa booth. Nampak seorang sales promotion girl (SPG) tengah menjadi bidikan kamera pengunjung dan fotografer. Tindakan para pemburu gambar sepertinya wajar jika melihat balutan minim yang digunakan sang SPG.
Clarisa (nama samaran), terlihat tak sungkan menunjukkan kemolekan tubuhnya sembari terus mengumbar senyum kala dirinya menjadi sasaran jepretan kamera. Dengan balutan dress ketat, lekuk tubuh Clarisa nampak kentara.
Wanita berusia 23 tahun itu rupanya masih berstatus mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Namun, ada pengakuan mengejutkan saat VIVAnews berkesempatan mewawancarainya. Rupanya, ajang IIMS kerap kali digunakan untuk tempat para cukong memburu SPG “nakal.” Meski menolak terlibat dengan aktivitas esek-esek, Clarisa mengungkapkan banyak rekan dia sesama SPG yang mudah untuk di-booking dan diajak kencan.
“Udah lumrah sih kayak gitu (prostitusi terselubung), banyak juga SPG yang nyambi jadi cewek nakal karena iming-iming uang besar yang dijanjikan para pria hidung belang. Teman SPG saya di sini (IIMS) banyak kok kayak begitu,” tutur Clarisa yang menjaga salah satu booth aksesori mobil.
Paket Hemat
Menurut dia, aktivitas esek-esek itu tak semahal yang dikira banyak orang. Kata Clarisa, ada paket hemat (pahe) bagi yang tak berkocek tebal. Harga paling murah untuk mem-booking SPG nakal yakni Rp1,5 juta.
“Itu short time, paling satu jam setengah. Tetapi kalau yang cantik-cantik dan agak blasteran lebih mahal, bisa di atas Rp5 jutaan. Aktivitas biasanya dilakukan malam hari atau kerjaan dia di IIMS selesai,” ungkap Clarisa.
Para SPG nakal dikatakannya juga memiliki tarif jika hanya sekadar diajak menemani makan atau karaoke.
“Kalau cuma makan atau nemenin karaoke bayarannya Rp500 ribu,” lanjut wanita yang sudah melakoni profesi SPG sejak enam tahun lalu ini.
Untuk mendapatkan SPG nakal, para cukong biasanya memanfaatkan jaringan teman alias by friend. Nantinya, teman yang berhasil mencarikan wanita yang diinginkan akan diberi imbalan di luar dari tarif.
Penuturan mengejutkan juga disebutkan salah seorang SPG lainnya, Reina (disamarkan). Wanita berusia 26 tahun yang menjaga booth aksesori mobil itu bahkan mengaku jika ada beberapa Agen Pemegang Merek (APM) yang sengaja memasukkan SPG nakal untuk ‘pemanis’ pameran.
“Ada APM itu (sensor), mereka menanyakan kepada SPG-nya apakah bisa di booking? Kalau bisa mempermudah mereka jadi SPG di APM tersebut,” tuturnya.