Ainul Hayat menurut beberapa ahli tafsir merupakan air kehidupan yang bisa memperpanjang usia manusia. Barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan. Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa Dajjal sebagai musuh nyata manusia pernah mandi dan minum air ini sehingga tetap hidup hingga saat ini. Tidak hanya Dajjal, seorang Nabi bernama Khidir juga dipercaya masih hidup hingga saat ini karena meminum air tersebut.
Ainul Hayat mencuat dalam kisah hidup Nabi Khidir yang hidup dalam masa pemerintahan Raja Dzul Qarnain yang namanya tertera dalam Alquran Surah Al Kahfi 83-101. Dalam sebuah Kisah yang diriwayatkan oleh Ats-tsa labi dari imam Ali diceritakan bahwa Dzul Qarnain merupakan raja yang disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya. Namun demikian Ia adalah raja yang sangat taat kepada Allah SWT sehingga selalu didampingi oleh seorang malaikat yang bernama Rofa’il.
Kebersamaannya dengan malaikat membuatnya selalu bertanya tentang dunia dan akhirat. Ia bertanya bagaimana dengan ibadah malaikat kepada Allah. Malaikat lalu menjawab bahwa diantara mereka ada yang berdiri dan tidak mengangkat kepala selama-lamanya, sujud dan tidak mengangkat kepala karena tidak menyianyiakan waktu untuk selalu berbadah kepada Allah SWT.
Mendengar itu raja lalu mengatakan bahwa dirinya ingin hidup selama-lamanya agar bisa lebih lama beribadah kepada Allah. Malaikat pun lantas menunjukan bahwa sebenarnya Allah menciptakan air di bumi yang bernama Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan.
Ia lalu mengumpulkan seluruh ulama untuk mencari tahu keberadaan Air tersebut. Ternyata hanya satu orang yang mengetahui yakni Nabi Khidir, Ia pernah membaca wasiat tentang Air tersebut dari Nabi Adam AS. Menurut Nabi, Ainul Hayat berada di tempat yang gelap dan ditempat terbitnya matahari dan merupakan ujung dari dunia. Di manakah tempat itu?
Raja dan rombongan akhirnya mencari tempat tersebut dalam kurun 12 tahun perjalanan. Akhirnya mereka berhasil menemukan tempat terbitnya matahari. Tempatnya digambarkan adalah sebuah tempat yang gelap namun gelapnya bukanlah seperti di waktu malam hari, melainkan gelap karena ada pancaran seperti asap.
Kemudian Raja Iskandar Zulkarnain mulai memasuki area gelap tersebut dengan memerintahkan Nabi Khidir as untuk menemaninya bersama beberapa tentara yang ikut masuk dan yang lainnya lagi menunggu di tepi luar area gelap tersebut.
Pada saat mereka berjalan pada tempat gelap tersebut, maka Allah memberi wahyu kepada Nabi Khidir : “Wahai Khidir, bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu letaknya berada disebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu!”.
Kemudian Nabi Khidir as menuju kanan jurang hingga beliau menemukan Ainul Hayat itu. Beliau turun dari kudanya, melepaskan pakaiannya dan turun ke Ainul hayat tersebut. Beliau mandi dan minum air sumber hidup tersebut dan beliau merasakan bahwa airnya lebih manis daripafda madu. Sesudah mandi dan minum air tersebut, beliau keluar dari tempat itu kemudian menemui Raja Iskandar Zulkarnaen. Raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas diri Nabi Khidir as.
Sebagian ulama mempercayai bahwa Nabi hidup hingga saat ini karena meminum air tersebut. Namun pengetahuan sebenarnya hanya milik Allah SWT. Manusia mungkin tidak mengetahui bagaimana kebenaran yang sesungguhnya.