TOILET atau kloset bisa dibilang tempat terjorok karena disanalah kita membuang kotoran, namun toilet juga merupakan tempat yang paling setia karena selalu ada di saat-saat kita tak tahan lagi menahan kencing atau buang air besar. Sudah selayaknya kita berterima kasih pada si pembuat toilet. Mengapa? Karena kalau hingga saat ini toilet tidak diciptakan, kita semua bisa kewalahan loh, seperti masyarakat London yang kewalahan karena pada saat itu toilet belum diciptakan.
Jadi, pada zaman dulu, sebelum adanya toilet, masyarakat London membuang air besar dan air kecilnya itu menggunakan pispot. Lalu, si isi pispot tersebut dibuang ke parit. Nah, semakin padatnya penduduk London maka banyak orang yang tinggal di rumah susun dan hal itu membuat mereka kerepotan kalau harus naik turun tangga untuk membuang kotoran. Berawal dari sana, mereka akhirnya membuang isi pispot lewat jendela. Kebayang enggak sih kotoran dibuang ke jendela terus tiba-tiba jatuh di atas kepala orang yang sedang melewati depan rumah susun tersebut? Oh, noooo…
Ternyata, pada saat itu, selain lingkungan jadi kotor, wabah penyakit pun mulai menyerang masayarakat London. Ya, kebayang aja kotoran bertebaran di jalanan, gimana enggak menjijikan dan berbahaya ?
Oleh sebab itu, pada tahun 1371, di London, Inggris, dibuatlah undang-undang yang berisi, “Barang siapa membuang tinja dari jendela harus membayar denda sebesar empat shilling”. Namun, undang-undang tersebut tetap saja tidak mengubah kebiasaan mereka. Jadi kala itu, kalau sedang berjalan santai di London, jangan kaget kalau tiba-tiba ada tinja yang jatuh dari langit. Ihhhhh…
Hingga akhirnya, pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan ide briliant untuk memproduksi kloset bilas yang ia beri nama “Ajak”. Sayangnya, saat itu ia hanya membuat dua kloset bilas, satu kloset bilasnya terpasang di rumahnya, sedangkan satu laginya berada di kediaman Ratu Elizabeth 1. Kloset buatannya pun masih terbilang sederhana karena masih menggunakan bejana untuk menampung tinjanya sehingga bau tak sedap masih menjadi masalah. Kendati demikian, penemuannya itu diakui dunia sebagai kloset modern pertama dan Inggris tercatat sebagai negara pertama pengembang teknologi toilet. Harngton pun dikenal sebagai Bapak WC (Water Closet).
Kemudian tahun 1775, Alexander Cummings menyempurnakannya dengan menemukan kloset bilas yang tidak berbau (Valve Closet). Kloset ini menggunakan saluran pembuangan yang disebut dengan leher angsa atau mirip dengan huruf S. Dengan bentuk ini air akan menggenang di leher angsanya dan menghalangi keluarnya bau kotoran. Kemudian seorang tukang kunci, Joseph Bramah menyempurnakan kloset hasil Cummings dengan menambahkan engsel pada penutup klosetnya.
Akan tetapi, permasalahan akan kotoran ini tidak terhenti begitu saja karena saluran pembuangan air pada kloset bilas Cummings sempat digunakan warga London untuk membuang sampah sehingga salurannya tersumbat. Lalu, kota London kembali diserang wabah kolera sampai tiga kali. Di tahun 1849, wabah tersebut menewaskan 14.000 jiwa, tahun 1854 menewaskan 10.000 jiwa, dan tahun 1866 menewaskan 5.000 jiwa. Lingkungan yang kotor menjadi salah satu penyebab utamanya.
Dari sana, penghuni kota menyadari akan pentingnya fungsi saluran air bawah tanah. Kemudian para petugas kebersihan turun tangan untuk membersihkan tumpukan-tumpukan sampah yang menyumbat saluran air. Bagian-bagian yang rusak pun segera diperbaiki dan dibuatlah saluran air bawah tanah yang baru. Di tahun 1865, saluran air bawah tanah di London kembali berfungsi.
Menjelang tahun 1870, kloset bilas makin berkembang berkat saluran air bawah tanah yang dibangun dengan kokoh. Lalu, pada tahun 1889, Bostell membuat kloset bilas yang disebut wash down, seperti kloset pada zaman sekarang.
Padahal sebenarnya, sebelum kloset muncul di London, sekitar tahun 3000-1500 SM di ibu kota Hindustan, Mohenjo Daro, telah tercipta kloset tertua di dunia. Di kota ini terdapat beberapa bangunan toilet yang paling maju pada zamannya. Toilet yang digunakan pada saat itu terbuat dari batu bata yang disusun dan pada bagian atasnya terdapat kursi kayu yang disambungkan dengan saluran air. Namun, jenis ini hanya digunakan oleh orang kaya, sedangkan orang miskin hanya menggunakan toilet jongkok.
Sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, kota Mesopotamia kuno juga telah mengembangkan toilet umum. Sekitar abad 3000 SM, Raja Saragon I membangun enam toilet umum di dalam istananya. Toiletnya berupa kloset jongkok yang terbuat dari tanah liat. Sedangkan toilet khusus raja, di atasnya terdapat tempat duduk berbentuk seperti tapal kuda. Beda lagi dengan di Mesir. Pada tahun 2500 SM, Mesir sudah membangun kamar mandi yang dilengkapi dengan toilet dengan air sebagai alat untuk membersihkannya. Klosetnya terbuat dari tanah liat yang dibakar.
Sedangkan pada zaman Yunani Kuno, toilet hanya dimiliki masyarakat golongan atas. Toilet di kota Priene Yunani sama seperti yang dimiliki oleh para bangsawan di Mesir. Dan di Roma sistem pembuangan kotoran untuk umum biasa disebut dengan Cloaca Maxima. Toilet ini dibuat sedemikian rupa supaya bisa menampung air hujan dan kotoran. Toilet ini dibuat dari batu yang berbentuk tempat duduk dengan lubang dibagian tengahnya dan sudah dihubungkan dengan banyak saluran air, sehingga tidak menggenangi jalan.
Namun, bersamaan dengan hancurnya peradaban Hindustan, kloset itu pun ikut menghilang karena tidak bisa bertahan sampai zaman berikutnya, hingga akhirnya kembali pada zamannya Sir John Harington.
Sejak itu, pembaharuan teknologi toilet terus berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan permintaan pasar. Toilet yang paling dikenal di dunia ada dua, kloset duduk dan kloset jongkok. Kloset duduk merupakan jenis toilet yang paling umum di Barat, sedangkan kloset jongkok adalah jenis toilet yang lazim digunakan di negara-negara bagian timur, seperti Asia Tenggara, Asia Timur, dan beerbagai negara di Eropa selatan dan timur.
Cara membersihkan diri setelah menggunakan toilet pun bebrbeda-beda di tiap negaranya. Di Asia, orang-orang menggunakan air untuk keperluan tersebut, dan biasanya menggunakan tangan kiri. Kalau di negara barat biasanya mereka menggunakan kertas toilet.
Toilet merupakan salah satu penemuan besar manusia dalam sejarah. Di era modern ini, penggunaan toilet bukan hanya menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi setiap orang, tapi toilet sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakatnya. So, berterimakasihlah pada penemu toilet ini!