1. Oknum polisi yang memakai narkoba
Polisi harusnya jadi contoh buat masyarakat. Nah kalau polisinya memakai barang haram tersebut, ditakutkan juga bakal membekingi bandarnya. Seram, kan? Apalagi kalau anggota polisi ada yang pecandu. Pengadilan buat mereka terkesan sepi-sepi saja. Beda dengan warga biasa yang memakai narkotika, polisi bakal memburunya habis-habisan.
2. Oknum polisi kadang mencari kesalahan orang lain
Apalagi saat razia kendaraan. Ada saja yang dianggap salah supaya mendapat ‘uang jajan’ tambahan. Jika ada pengendara yang bersalah, polisi malah menambah masalah dan tidak memberikan solusi yang menenangkan masyarakat.
3. Banyak oknum polisi cari penghasilan tambahan dengan mengandalkan seragamnya
Seringnya ini terjadi pada polisi lalu lintas meski hanya oknum. Uang tilang biasanya masuk ke kantongnya bukan kas negara. Anehnya, ini hanya berani mereka lakukan pada kelas menengah ke bawah.
4. Masuk kepolisian identik dengan uang
Hal ini sudah jadi rahasia umum. Kalau tidak ada duit atau ‘orang dalam’, para pelamar kepolisian gak akan lolos meski mereka berhasil dalam ujian. Bila memang benar begini, tentu amat menyedihkan.
5. Polisi suka anarkis pada warga kecil
Hal ini bisa dilihat saat polisi menangkap penjahat. Jika yang ditangkap copet, mereka memperlakukan seenaknya. Tapi jika yang ditangkap koruptor, maka akan mendapat pelayanan bak raja. Dijemput tanpa paksaan hingga disediakan seluruh kebutuhannya.
6. Hanya uang yang bisa menggerakkan mereka
Ini anekdot yang diyakini masyarakat. Satu contoh beberapa postingan netizen soal musibah yang dialami mereka, seperti rumahnya kerampokan. Jika melapor polisi tanpa ada duit, mereka lamban menanganinya. Padahal mereka sudah digaji untuk melayani dan melindungi masyarakat.
7. Melanggar hukum yang dibuat sendiri
Sering sekali netizen unggah gambar polisi sambil sms-an saat naik motor. Lampu motor gak dinyalakan. Atau malah naik motor lawan arus. Yailah, pak.
—
Baca juga: Inilah 5 Tingkah Unik Orang Indonesia saat Ditilang Polisi