Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT pasalnya hidup di daratan yang luas, lengkap dengan isinya untuk bertahan hidup dan tinggal dengan nyaman. Daratan yang Allah ciptakan tidaklah rata, namun berkontur yakni terdiri dari bukit, lembah hingga gunung. Ilmu pengetahuan abad ke-20 baru menemukan bahwa gunung memiliki akar yang dalamnya berkali lipat dari tinggi gunung tersebut. Ini merupakan konsep tentang gunung yang mutakhir dan baru dikenal.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Geophysicist asal Washington, Amerika Serikat bernama Profesor Emeritus Frank Press. Dalam bukunya yang berjudul Earth, Emeritus mengungkapkan bahwa gunung mempunyai akar yang menghujam ke dalam bumi sehingga menyerupai pasak. Pasak atau paku besar merupakan benda yang menancap ke dalam sehingga kepala yang tampak di luar selalu lebih pendek dari panjang pasak yang menghujam ke dalam.
Ilmu pengetahuan baru ini semakin menguatkan kebenaran dalam Al-Qur’an yang sudah menjelaskan pengetahuan tersebut sejak 1400 tahun silam. Allah SWT dalam surat An Naba’ mengatakan bahwa Dia menciptakan gunung sebagai pasak di bumi.
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (An Naba’, 78: 6-7)
Ketika selama ini orang-orang hanya takjub kepada ketinggian gunung, namun Alquran mementahkan kekaguman yang kecil itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghujam 15 kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dasyat.
Para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus dengan terori lempeng tektonik yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar yang berperan menghentikan gerakan horizontal atau Litosfer. Teori lempeng tektonik menyebutkan, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Penemuan ini juga semakin memperkuat kebenaran Al-Qur’an QS. Al Anbiya: 31.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS. Al Anbiya: 31)
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk” (Surat An-Nahl:15)
Gunung Senantiasa Bergerak
Meski menjadi pasak, namun gunung tidak diam tapi senantiasa selalu bergerak dan mengikuti pergerakan lempeng benua diatas lapisan pagma seolah awan yang bergerak di atas langit. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Bukankah ini juga menguatkan ayat Allah An Naml:88 ?
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ﴾An Naml:88﴿.
Meski Dekat dengan Matahari, Salju di Puncak Gunung Tidak Mencair
Gunung umumnya memiliki hutan dan aneka hewan yang berada di dalamnya. Namun bukan saja nuansa hijau, tapi masih ada sebagian besar yang menutupi puncaknya, yaitu salju. Dari sinilah kita dapat belajar satu dari nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Di puncak gunung yang tinggi, salju tidak mencair dan senantiasa melimpah. Padahal posisinya yang dekat dengan matahari, seharusnya lebih panas dengan dataran di bawah gunung. Namun faktanya, rendahnya tekanan udara di atas gunung, maka membuat kerapatan udara juga rendah. Yang berakibat rendahnya kemampuan untuk menyerap kemampuan panas matahari.
Ini menjawab bahwa udara mampu menangkap panas matahari, makin padat kerapatannya maka semakin banyak panas matahari yang diserap. Dan makin tinggi puncak gunung, makin rendah kerapatan udaranya. Subhanallah.
Gunung Berapi Di Bawah Laut
Selain keajaiban di daratan, Allah SWT menunjukan kebesarannya dengan menciptakan gunung berapi di bawah laut. Menurut catatan, ada 5000 gunung di bawah laut yang letaknya tersebar di berbagai belahan dunia. Gunung di bawah laut kerap ditemukan di cekungan laut, bahkan juga ada yang ditemukan di kerak samudera. Dari jumlah tersebut, merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Gunung di bawah laut merupakan gunung yang naik dari dasarr laut, namun tidak sampai mencuat sampai ke atas permukaan air.
Diperkirakan gunung di bawah laut ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Terutama kedalam 1000 sampai antara 4000 dari dasar laut. Gunung di bawah laut kebanyakan berbentuk seperti kerucut karena adanya proses vulkanik.
Kawasan gunung di bawah laut memang menjadi objek penelitian, karena biasanya di sana terdapat ekosistem yang langka, bahan tambang yang tinggi dan keanekanragaman satwa laut.
Begitu mahabesarnya Allah dalam penciptaan gunung ini, dan menjadi pengingat kita untuk selalu bertasbih kepadanya.
Gunung Menjadi Perumpamaan
Dalam Alquran, gunung mempunyai makna tertentu dan menjadi tempat dari peristiwa penting. Salah satunya gunung sebagai perumpaan beratnya penerima amanah. Sepert tertuang dalam surat QS. Al-Ahzab: 72-73.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73).
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS: Al-Hasyr Ayat: 21)
Syariat yang dibebankan kepada manusia merupakan amanah, sebagai amanah syariat itu wajib dipikul dan ditunaikan, tidak boleh disia-siakan dan diterlantarkan apalagi ditolak dan diingkari.Memang amanah tersebut tidak ringan, hingga langit, bumi dan gunung pun tidak sanggup untuk memikulnya. Namun bagi yang mau menunaikannya, Allah SWT akan memberikan ampunan terhadapnya, juga pahala yang besar, surga dan ridhonya. Sebaliknya siapa yang melupakan amanah akan ditimpakan azab atasnya.
Gunung juga menjadi fenomena yang patut diamati sebagai wujud kebesaran Allah SWT dalam menciptakan alam semesta. Allah memerintahkan agar manusia melihat makhluk-makhluk ciptaannya supaya manusia melihat keagungan dan kekuasaannya.
Gunung Bertasbih
Gunung pun disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-qur’an bertasbih bersama Nabi Daud, seperti dalam surat An Anbiya’ ayat 79
maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (Q.S An Anbiya’:79)
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi (qs Shad: 18).
Allah telah menciptakan alam semesta dan kepada-Nya lah unsur-unsur alam semesta ini patuh dan memuji kepada Allah SWT serta membesarkan nama penciptanya. Di dalam bahasa di dalam bahasa yang kita tidak sanggup mengetahuinya. Adalah mukjizat Nabi Daud AS sehingga binatang-binatang, jin-jin dan bahkan gunung-gunung mengikutinya dalam bertasbih kepada Allah SWT.
Gunung Menjadi Tempat Allah Menampakan Diri kepada Nabi Musa
Gunung menjadi tempat Allah SWT memperlihatkan kebesarannya dan menyadarkan Nabi Musa AS untuk bertaubat. Ini dijelaskan dalam surat (QS: Al-A’raf Ayat: 143)
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (QS: Al-A’raf Ayat: 143)
Allah SWT begitu mengingatkan begitu pentingnya gunung bagi kehidupan umat manusia. Bahkan Allah menyebutkan gunung dalam Al-Qur’an.