Suara deritan seperti suara kuku yang digoreskan pada papan tulis, seringkali memuat bulu kuduk berdiri dan bergidik. Suara tersebut seolah tidak mampu untuk lama-lama didengar karena cukup terasa menyayat di pikiran. Efek merinding ini telah diungkap penyebabnya melalui sebuah penelitian di Eropa. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa hal itu dipengaruhi oleh rentang frekuensi suara.
Dikutip dari laman National Geographic Indonesia, peneliti dari Universitas Cologne (Jerman) dan Universitas Vienna mencoba mengumpulkan datan dari sejumlah peserta. Mereka diminta mendengarkan rekaman suara gorekan kuku pada papan tulis. Para peserta disuruh untuk menilai ketidaknyamanan yang dialami sembari mengkalkulasi tingkat stress yag terwujud mealui tekanan darah, detak jantug, hingga keringat.
Pada tahapan selanjutnya, peneliti meniadakan frekuensi suara yang berada di rentang 2.000 sampai 4.000 Hz pada rekaman tadi. Ternyata, para peserta jauh lebih nyaman mendengarkannya ketimbang suara yang belum dimodifikasi sebelumnya. Telinga mereka lebih mudah untuk beradaptasi.
Baca juga: Kamu Harus Tahu 4 Risiko Suara Bising !
Dengan demikian terungkap bahwa suara yang nyaman didengarkan manusia berada di rentang waktu tertentu yag dapat diamplifikasi oleh saluran telinga. Suara tersebut jadi cukup keras untuk yang mendengarkannya dibanding suara lain.
Ada kemungkinan suara gorekan kuku dipapan tulis menjadi tidak nyaman didengarkan lantaran lebih keras terdengar bagi seseorang. Suara tersebut langsung kena di titik pendengaran manusia dan diposisikan lebih keras dari suara lain oleh telinga.
Hasil unik lainnya yaitu peserta lebih tersiksa saat mereka tahu bahwa suara yang didengarkannya adalah derit dari gorekan kuku pada papan tulis. Sementara peserta yang belum tahu pemicu munculnya suara, sedikit lebih nyaman.
—
Jangan lewatkan: 7 Pedagang di Indonesia yang Mempunyai Suara Khas