Para insinyur di perusahaan home technology asal Inggris, Dyson menciptakan kipas angin Dyson Cool untuk mengatasi masalah klasik kipas angin konvensional, yaitu kekuatan hembusan angin dan suara bising.
Kipas angin yang berputar pelan memang tidak bising, namun kekuatan angin yang dihasilkan lemah. Di sisi lain, kipas yang berputar kencang menghasilkan aliran udara yang kuat namun seringkali menimbulkan suara bising.
Dyson mendesain kipas anginnya tanpa bilah kipas, berbentuk lingkaran dan mendesain ulang aliran udara dan memperkuatnya dengan teknologi air multiplier. Lalu darimana udara mengalir?
Rahasianya ada di kaki kipas angin, terdapat rongga yang di dalamnya bersemayam mesin penghisap yang senyap, udara yang dihisap kemudian didistribusikan ke saluran melingkar di atasnya. Lingkaran tersebut memiliki sedikit celah tempat udara bertekanan itu mengalir.
Prinsipnya mengikuti hukum fisika Bernoulli, karena tekanan udara yang dihasilkan di sekeliling lingkaran lebih tinggi dibanding udara yang bergerak, maka udara bertekanan rendah di belakang kipas akan tersedot ke dalam lingkaran, dan didorong ke depan, dengan demikian udara yang dihembuskan lebih kuat.
Teknologi di baliknya adalah motor penghisap udara yang walau ukurannya kecil, namun bisa menghisap udara dengan kuat. Rotasi kipasnya mencapai 110.000 rotasi per menit (RPM), lebih kencang dari putaran mesin balap F1 (15.000 RPM).
Dengan mengadopsi teknologi rongga Helmholtz (Helmholtz Cavity), aliran udara yang dihasilkan kipas akan diperangkap di suatu rongga terlebih dahulu untuk mengubah amplitudo, sehingga gelombang suara yang dihasilkan lebih selaras tanpa turbulensi sehingga tidak bising.