Semboyannya yang terkenal yakni one shot, one kill (satu tembakan, satu terbunuh). Begitulah hukum wajib para sniper. Tidak ada peluru yang terbuang. Tak ada kamus meleset, karena itu pertanda kegagalan. Laksanakan tugas, lalu hilang bak ditelan angin.
Sesuatu yang bersifat tersembunyi atau tersamar (undercover), selalu menarik untuk diungkap. Sniper atau penembak runduk adalah salah satu diantaranya.
Sniper, atau penembak runduk, adalah seorang prajurit infanteri yang secara khusus terlatih untuk mempunyai kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.
Salah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.
Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus di dalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.
Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.
Istilah Sniper muncul pada tahun 1770-an, pada prajurit-prajurit Kolonial Inggris di India, dari kata snipe, yaitu sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak. Mereka-mereka yang mahir memburu burung ini diberi julukan “sniper”.
Dalam beberapa dekade terakhir istilah sniper telah digunakan secara meluas dan tidak tepat, terutama oleh media. Istilah sniper, secara tidak tepat, digunakan untuk mendeskripsikan pelaku kriminal yang membunuh dengan menggunakan senapan laras panjang.
Perbedaan antara SNIPER & MARKSMAN
Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman). Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak. Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh. Sedangkan peran penembak jitu intinya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu.
Sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.
Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalion dan tingkat kompi
Di bawah ini adalah beberapa fakta tentang PENEMBAK RUNDUK (SNIPER):
1.Antara detak jantung
Sniper melatih diri untuk menembak di antara detak jantung karena aliran darah dapat mempengaruhi jari-jari mereka saat menembak. Untuk mencapai level ini, para sniper biasanya melatih untuk memperlambat detak jantungnya bahkan di bawah badai gurun, yang secara alami menyebabkan detak jantung seseorang meningkat.
2.Tembakan terjauh yg pernah tercatat
Tembakan terjauh yang dilakukan sniper yang pernah tercatat adalah 2.706 yard atau sekitar 2.474 meter atas nama Craig Harrison dari Inggris. Rekor ini terjadi saat perang di Afganistan pada 2009 silam.
3.Sejarah ghillie suit
Kata “ghillie” berasal dari Skotlandia yang dikembangkan sebagai setelan khusus bagi para sniper sebagai perangkat penyamaran. Seiring waktu, model itu terus dimodifikasi sedemikian rupa.
4.Biaya melatih sniper
Biaya yang digunakan untuk melatih sniper tergolong besar, tapi setidaknya itu sangat efektif untuk mengirit jumlah amunisi ke depannya. Sebagai contoh, rata-rata amunis yang dikeluarkan sekali putara per satu nyawa di Vietnam (oleh tentara AS) adalah 200 ribu. Sebaliknya, sniper di Vietnam hanya mengeluarkan 1,3 amunisi per nyawa. Perbandingannya: US$2.300 vs. 27 sen.
5.Musuh seorang sniper
Angin dan gravitasi adalah dua musuh besar seorang sniper. Begitu juga dengan panas dan kelembaban. MOA (minute of angle) adalah satuan ukuran yang digunakan sniper untuk mengukur akurasi. MOA mengukur akurasi tembakan dengan menjadikan jarak sebagai pertimbangan. Dari jarak terbesar yang yang dicapai oleh sniper, telah disesuaikan dengan penurunan gravitasi hingga 150 kaki.
6.Penghargaan unik
Selama Perang Dunia II, sistem pemberian penghargaan bagi sniper di Jerman sedikit unik. Tidak hanya memberi lencana, tapi juga hadiah sesuai dengan berapa nyawa yang berhasil dibunuh; a). 50 nyawa—jam tangan; b). 100 nyawa—senapan berburu; c). 150 nyawa—perjalanan berburu bersama komandan militer Heinrich Himmler.
7.Sniper tidak boleh berkeliaran
Di USMC Scout Sniper School, calon sniper dididik untuk melewati serangkaian tes yang ketat. Mereka tidak diperbolehkan untuk berkeliaran di depan pintu. Seorang sniper juga harus memiliki kemampuan untuk memutuskan masalah secara mandiri.
8.Skill fana
Tidak ada yang belajar menjadi sniper dengan membaca buku. Sederhananya, seorang sniper harus berlatih terus-menerus, jika berhenti untuk sementara waktu, maka kemampuan itu akan hilang. Ini adalah jenis keterampilan yang mudah hilang.