Siapapun orang tuanya, pasti ingin mengharapkan anak yang cerdas, atau kalau bisa cerdas pada pelajaran matematikanya seperti otak dari Einstein.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan matematika akan ditandai dengan nilai atau skor bagus di sekolahnya terutama dalam mata pelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam serta matematika.
Bukan tak mungkin, bisa saja orang tua menumbuhhkannya dengan mengambil beberapa tindakan seperti yang ada di bawah ini. Setelah semua usaha telah dilakukan, namun belum mendapatkan hasil, tentu itu karunia Tuhan yang harus disyukuri.
Mungkin saja si anak, memiliki kecerdasan lain di luar bidang sains dan matematika. Mungkin buah hati cerdas dalam bidang lainnya seperti olahraga atau bermain musik.
Meskipun begitu, sebagai orang, tiada salahnya sama sekali mencoba dengan giat menumbuhkan kecerdasan matematika ini sejak dini. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan.
Kita dapat mendukung kecerdasan matematika dengan sering mengajak anak untuk membicarakan atau menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa yang dijumpai dalam sehari-hari.
Selain itu, trigger otak anak dengan melakukan permainan menarik yang berbau logis, atau melakukan eksperimen-eksperimen kecil serta mengajarkan mereka untuk pandai berhitung.
Nah, berikut ini ada 10 rahasia anak cerdas matematika logis
- Sangat suka dengan cerita-cerita detektif.
- Sangat suka dengan teka-teki.
- Sangat suka bermain game.
- Sangat suka game yang berbau matematika, berhitung.
- Sangat suka dengan pelajaran matematika.
- Banyak bertanya.
- Berpikir kritis.
- Sangat tertarik dengan komputer.
- Sangat suka dengan sains.
- Suka melakukan eksperimen.
Kalau buah hati kita sangat suka dengan salah satu kriteria di atas, itu artinya menandakan ke depannya dia akan menjadi anak yang cerdas matematika.
Anak yang sangat suka bermain game, untuk beberapa waktu biarkan saja. Mereka masih mengembangkan dengan kemampuan dirinya agar terlihat oleh orang tuanya.
Namun masih dalam batasa, karena layar digital kalau terlalu lama dipantengin, maka akan bisa merusak mata si anak. Jadi yang sewajarnya saja.