Sekitar 2.500 tahun lalu, sebuah keajaiban budaya berlangsung di Yunani Kuno. Demokrasi lahir di Athena, tragedi besar, dan ada patung-patung seperti hidup yang diukir begitu indah dari sebelumnya.
Luar biasanya adalah banyak patung-patung tersebut yang tanpa busana atau telanjang. Ya, itulah pemandangan saat berjalan-jalan di British, Museum yang sedang menggelar pameran seni Yunani Kuno.
Sebelum orang-orang Yunani Kuno mengukir patung-patung mereka secara telanjang, ada seni ketelanjangan dalam peradaban sebelumnya.
Sebuah panel Nimrud dari 730 Sebelum Masehi yang berasal dari Asyur Kuno, sekarang dari Irak, mengandung ukiran yang memperlihatkan ketelanjangan. Pada panel Nimrud ini, musuh-musuh Asyur digambarkan terbunuh dalam kondisi telanjang. Sementara para prajurit Asyur diperlihatkan berpakaian lengkap.
Namun ada perbedaan yang sangat menyolok antara seni Asyur dan Yunani Kuno. Bagi masyarakat Asyur, ketelanjangan adalah lambang kelemahan atau tanda kalah perang sehingga tubuh pantas dipermalukan. Sementara masyarakat Yunani Kuno memandang ketelanjangan sebagai bentuk kepahlawanan.
Ketelanjangan Yunani bukan dianggap sebagai penghinaan, tetapi kebajikan moral di kalangan elite sosial warga laki-laki. Ketika seorang pemuda menanggalkan pakaiannya untuk bersaing di Olimpiade Kuno, dia tidak hanya berdiri telanjang di depan teman-temannya, tetapi dia telah mengenakan seragam kebenaran.
Namun itu bukan berarti orang-orang Yunani telanjang sepanjang waktu, seperti ketika mereka belanja atau makan. Mereka hanya telanjang di tempat gym. Sehingga kata ‘gymnasium’ yang berasal dari bahasa Yunani ‘gymnos’ ini memiliki arti ‘telanjang’.
Mungkin patung Yunani Kuno telanjang yang paling terkenal adalah Discobolos, si pelempar cakram. Posisinya yang bersiap melempar cakram menjadi objek studi keseimbangan. Discobolos juga dipahat benar-benar telanjang.