Batu akik yang konon harganya mahal tersebut, ternyata batu tersebut telah diketemukan oleh seorang nenek yang tinggal di Jawa Tengah. Nenek tersebut tinggal di lereng gunung Merapi. Mungkin kalau ditelusuri; masih ada hubungan darah dengan mbah Marijan dari canggahnya, warengnya, udeng-udegnya atau mungkin gantung siwurnya Mbah Marijan.
Ketika gunung merapi meletus pertama kali, “entah tahun berapa” mungkin tahun 1006, katanya sih. Ketika itu ada sorang nenek-2 yang sudah renta namanya mbah Mariyem, namun kondisinya masih sangat sehat. Naik turun gunung sudah biasa dilakukan setiap hari hanya untuk mencari kayu bakar dan buah-buahan. Pada saat gunung Merapi meletus pertama kali tersebut, mbah Mariyem luput dari serangan wedus gembel mungkin karena keberuntungan masih berpihak padanya.
Singkat cerita, seselesainya gunung Merapi itu meletus; keesokan harinya cuaca sangat cerah tidak seperti biasanya. Dan kebiasaan mbah Mariyem juga tidak berubah, mengeluarkan kambing (wedus) dari kandangnya dan membawanya ke hutan. Ketika itu mbah Mariyem melihat segumpal batu yang bersinar hingga menyilaukan pandangan mbah Mariyem. Mabah Mariyem pun mencoba menghampirinya, apa sebenarnya yang mengeluarkan cahaya yang begitu terang dan indah tersebut.
Sebagai nenek-nenek, mbah Mariyem tidak lupa menyelipkan susur / inang tembakau yang diselipkan dibibirnya (lihat ilustrasi diatas) itu menuju ke tempat dimana benda bersinar itu berada.
Setibanya mendekati batu yang indah itu, mbah Mariyem takjub melihatnya. Mbah Mariyem mencoba mengangkat untuk dibawa pulang, namun tidak kuat mengangkatnya. Kemudian mbah Mariyem berusaha mengambil sebagian dari batu tersebut dengan memecahkan dengan menggunakan batu di sekitarnya.
Setibanya di lereng gunung, mabah Mariyem menunjukkan batu kecil yang dia bawa tersebut kepada tetangga-tetangganya.
“Derek-derek, kulo angsal watu akik saking nginggil gunung” (saudara-saudara, saya dapat watu akik (watu apik/batu bagus) cerita mbah Mariyem kepada tetangganya. Padahal yang dimaksud mbah Mariyem dapat watu apik (batu bagus dalam bahasa jawa) dari atas gunung karena dimulutnya ada nginang, sehingga suara kata “watu apik” terdengar menjadi “watu akik”.
Kemudian tetangganya pingin juga mendapatkannya, tapi sayang, bongkahan batu tersebut sudah lenyap. Dikemudian hari ramailah orang orang menyebut batu tersebut menjadi watu akik atau batu akik.
Orang indonesia asli pasti tahu dong batu akik . Batu akik termasuk batuan mulia merupakan anggota elite dari mineral alam. Disebut elite karena dari sekitar 3.000 jenis mineral di Bumi, hanya terdapat 150-200 yang bisa digolongkan jenis batu mulia. Sebagaimana mineral alam lainnya, pembentukan batu mulia terjadi melalui proses geologi sebagaimana batuan lainnya, misalnya melalui diferensiasi magma, metamorfosa, atau sedimentasi.
Awalnya adalah aktivitas dapur magma di perut Bumi, udah kaya masak aja . Batuan cair bersuhu di atas 1.000 derajat celsius ini terus bergerak dalam selubung atau mantel Bumi. Di luar mantel ini adalah lapisan kerak Bumi, yang tersusun dari lempeng-lempeng yang terus bertumbukan dan menyisakan banyak retakan. Tekanan yang kuat dari dalam cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke permukaan.
Ketika cairan superpanas dan bertekanan tinggi ini mulai naik, cairan ini akan melarutkan berbagai batuan lain yang telah ada. Terjadilah proses pelarutan atau ubahan hidrotermal.
Hampir sama seperti batu akik, Intan merupakan batuan yang terbentuk di lapisan luar mantel Bumi di kedalaman hingga 161 kilometer. Di kedalaman ini, tekanan mencapai 4 gpa dan suhu hingga lebih dari 1.350 derajat celsius . Tekanan yang luar biasa kuat dan suhu yang luar biasa panas kemudian mengubah mineral karbon anorganik di kerak Bumi (beda dengan karbon organik yang membentuk batubara) yang dilewati hidrotermal ini menjadi kristal intan .
Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan-miliar tahun yang lalu. Erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.
Intan merupakan bagian dari batuan mulia yang memiliki keistimewaan karena kekerasannya. Dalam jajaran batu mulia, skala kekerasan intan mencapai 10 mohs, disusul batuan safir dan rubi (merah delima) yang mencapai 9 mohs, zamrud mencapai 7-8 mohs. Batuan akik atau yang dalam istilah gemstone digolongkan sebagai batuan setengah mulia memiliki kekerasan kurang dari 7 mohs.
Berbeda dengan intan, batuan akik terbentuk saat larutan hidrotermal semakin mendingin karena semakin dekat permukaan. Sambil berjalan ke atas, dia mengisi rekahan dan pori-pori batuan, dan bahkan mengisi fosil kayu sehingga membatu (bukan malin kundang ye) Batuan akik terbentuk oleh tudung-tudung silika atau larutan hidrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan. Temperaturnya kira-kira 300 derajat celsius.
Batuan akik ini bisa ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Jakarta tidak mempunyai batuan akik . Sementara intan, sejauh ini hanya ditemukan di Kalimantan. “Intan yang ditemukan di Kalimantan sejauh ini bukan berasal dari intinya, melainkan batuan intan yang dari sumber sekunder yang diendapkan atau dibawa oleh air dari tempat lain. Para geolog sudah sejak zaman Belanda memburunya, tetapi tidak ketemu sumber primernya seperti yang ditemukan di Kimberley.
Kekayaan batuan mulia dan setengah mulia ini karena aktivitas geologi Indonesia sejak jutaan tahun lalu. Sejauh ini, aktivitas geologis tertua di Indonesia yang terlacak terjadi sekitar 400 juta tahun lalu, ditemukan dari fosil sejenis kerang yang berada di puncak gunung-gunung di Papua. Ini menandai adanya aktivitas tektonik luar biasa sehingga bisa mengangkat dasar laut hingga membentuk pegunungan tertinggi di Indonesia.
Ada beberapa masukan terkait dengan pengembangan Potensi Batu Mulia untuk dapat menjadikan Potensi Batu Mulia sebagai salah satu aspek ekonomi yang OBYEKTIF untuk dapat meningkatkan taraf perekonomian rakyat, diekspor ke mancanegara dan pendapatan bagi daerah yang memiliki potensi sebagai berikut :
1. Mengembangkan mekanisme investasi terkait Batu Mulia adalah elemen sumber daya yang memiliki prospek investasi ke depan.
2. Menjadikan Potensi Batu Mulia sebagai salah satu agenda BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang harus di analisis lebih mendalam untuk pengembangannya sehingga dapat menarik investor baik dalam negeri maupun luar negeri dengan memberikan pola insentif yang menarik. Hal ini akan berdampak pada pemberdayaan potensi alam Indonesia disamping energi, dan emas akan bertambah.
3. Bekerja sama dengan KADIN (Kamar Dagang dan Industri) untuk bersama-sama menjadi Pengusaha Indonesia yang menyadari sedalam-dalamnya bahwa dunia usaha nasional yang tangguh merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang sehat dan dinamis dalam mewujudkan pemerataan, keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dalam percaturan perekonomian regional dan internasional.
4. Melakukan kontroling dalam rangka konsisten terhadap Kepmen no.385 /MPP/Kep/6/2004 yang intinya tentang pelarangan ekspor batu mulia khususnya fosil kayu dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi.
5. Mengembangkan sentra-sentra produksi Batu Mulia yang masih sporadis dan berskala kecil sehingga pemberdayaannya dapat menambah lapangan kerja, menambah pendapatan daerah dan pendapatan negara.