Di Los Angeles, Amerika Serikat, tengah merebak tren mencari jodoh lewat cara yang luar biasa unik bernama The Pheromone Party.
Pada pesta yang menjadi ajang pertemuan pria dan wanita lajang ini, para peserta diwajibkan membawa pakaian yang sudah dikenakan selama tiga hari dan tak boleh dicuci. Tren ini merupakan alternatif lain untuk mereka yang telah jenuh mencari pasangan lewat situs dating online.
Anda jangan buru-buru menghakimi bahwa pesta ini hanya ajang lain di mana sekumpulan orang bersenang-senang dan buang-buang waktu. Sebab, pesta yang sering dihelat di Los Angeles dan New York ini tercipta berlandaskan sebuah hasil penelitian yang mengatakan bahwa aroma keringat manusia bisa menentukan kualitas kesehatan, kebersihan, dan stamina tubuh seseorang. Tentunya, hal yang demikian merupakan salah satu kualifikasi penting dalam memilih pasangan hidup.
Pesta diawali dengan mengumpulkan seluruh baju berkeringat dari masing-masing peserta untuk kemudian dibungkus dalam plastik dan diberikan nomor. Lalu, secara acak, nomor plastik akan diberikan pada peserta. Selanjutnya, mereka diminta mulai menghirup baju-baju beraroma keringat sesuai nomor yang diberikan. Jika mereka suka, mereka harus menyebutkan nomor plastik untuk memanggil si pemilik baju.
Untuk menyempurnakan konsep keseluruhan, pihak penyelenggara pun memilih lokasi dengan penerangan remang-remang. Tujuannya agar masing-masing peserta tak bisa mengintip pemilik baju berkeringat yang mereka hirup.
Tren “gila” ini diciptakan oleh Judith Prays yang berprofesi sebagai web developer, dan bermukim di Atlanta, Amerika Serikat. Seperti dikutip Daily Mail, kali pertama ide ini tercetus disebabkan oleh karena Prays letih mencari pasangan hidup lewat situs-situs online dating yang sering memberikan harapan palsu.
Prays mengatakan bahwa setiap orang bisa bertemu dengan jodoh di mana saja dan kapan saja. Hal yang demikian telah dialami sendiri oleh Prays, yang bertemu kekasihnya sekarang ketika dirinya berada dalam titik pasrah dan tak lagi peduli pada cinta.